about love

SURAT CINTA UNTUK SUAMI

terima kasih suamiku...
Setelah sekian lama kita bersama, terikat dalam ikatan suci pernikahan, banyak yang telah kau  untukku dan keluarga kita. Dan kini ijinkanlah aku mengucapkan terimakasihku, suamiku...

Terimakasih telah menjadi imam yang baik yang sangat mengerti dan memahami para" makmumnya". Dengan cara yang indah kau "menahkodai" rumah tangga kita. Dengan sangat tenang kau menjadi guru bagi kami tanpa memaksa dan menggurui.

Terimakasih atas kesabaran yang kau berikan disaat aku sangat cerewet dalam segala hal, dari mulai urusan penting sampai urusan yang sangat sepele. kelakuanku yang terkadang seperti anak kecil,manja,terlalu sensitif yang hanya kau balas dengan senyum. Bahkan kalimat inipun masih sempat kau ucapkan, " aku berharap bisa seperti Umar bin khatab yang menasehatkan kepada seseorang yang berkeluh kesah atas istrinya, beliau berpesan "wahai saudaraku, aku bersabar terhadap istriku, karena itu haknya. dialah yg menyiapkan makanan untukku, mencuci dan membersihkan pakaianku, yang menyusui anak-anakku. padahal, semua itu bukanlah kewajibannya. apalagi aku merasa damai bersama dirinya, karena dialah yang menyelamatkan aku dari perbuatan yang haram. aku bersabar karena semua hal tersebut". Subhanallah...

Terimakasih atas kesetiaanmu dalam menemaniku, istrimu, makhluk wanita yang memang biasanya kurang akal, emosional dan bandel ini. Pernah terpikir olehku, kalaupun bisa, mungkin kau dapat memilih wanita yang lebih segalanya dari pada aku. Namun kau putuskan menghabiskan sisa hidupmu bersamaku dan menjaga dan mengayomiku.

Terimakasih atas kerja keras yang tiada mengenal lelah untuk memenuhi nafkah keluarga kita. Kau habiskan waktu dari mulai fajar sampai matahari tenggelam untuk memastikan bahwa kebutuhan kita tercukupi.

Terimakasih atas pengayoman  yang kau persembahkan dengan penuh ketelatenan dan ketulusan. Tiada protes apalagi kemarahan ataupun keluhan sebagai umpan balik dari semua itu, walau aku tahu kadang memang aku membuatmu marah dan pantas untuk dimarahi.

Terimakasih atas perlindungan yang kau wujudkan bagiku dan anak anak kita. Perlindungan hati dengan selalu menjaga perasaanku agar tidak tersinggung, dan Perlindungan raga dengan mengusahakan tempat berteduh bagi kami semua.

Terimakasih atas kemakluman yang selalu kau berikan tanpa henti dalam menghadapi apapun kekuranganku.

Terimakasih atas apapun pemberian darimu yang kau berikan dengan penuh ikhlas dan sama sekali tidak pernah kau mencoba mengungkitnya.

Terima kasih atas keluasan hatimu, dan tetap memilih bersamaku dalam suka dan duka.

Terimakasih atas semua pengorbanan, waktu, tenaga, dan pikiran yang benar benar kau curahkan untukku dan keluarga kita

Terimakasih atas doa yang setiap malam kau panjatkan untuk kebaikanku dan masa depan kita

Terimakasih atas keteladanan yang kau tunjukkan dengan penuh kedewasaan bagiku dan terutama anak anak kita.

Terimakasih atas dukungan yang kau berikan saat aku terpuruk dan mencoba bangkit kembali

Terimakasih atas pengertian yang tiada pernah henti kau berikan dalam menghadapi istrimu, makhluk wanita yang memang agak rumit untuk dimengerti

Suamiku..
Betapa aku berterimakasih kepada Allah yang telah mencurahkan rahmat dan rejekinya kepadaku dengan memberikan pemberian yang istimewa sepertimu. Mungkin kata terimakasih memanglah tidak cukup untuk menggambarkan dan membalas semua yang telah kau berikan dengan ikhlas untukku dan keluarga kita, namun walaupun hanya ini, mohon terimalah ungkapan terimakasihku...
Terima kasih suamiku....



surat untuk saudari muslimah...
Ukhti... Semoga Allah menjaga kita n menghiasi kita dgn takwa. Laluilah jalan keselamatan, jauhilah apa yg mengiringi kita kpd kehancuran n membawa kita kpd kehinaan.
Ukhti..
Kita hidup pada zaman dimana sarana informasi beraneka ragam banyaknya. Duniapun menyuarakan peradaban materi yg memenuhi tempat2 hiburan n kesenangan.. Menjauhkan kebahagiaan dan mendekatkan kesengsaraan.
Di tengah2 lautan ganas dgn ombak yg menggulung itu seorg muslim takut fitnah mengenai dirinya disebabkan oleh tersebarnya subhat n banyaknya syahwat hawa nafsu.
Karena keinginan yg tinggi thd surga yg seluas langit n bumi n karena ketakutan tergelincir dlm kubang kehancuran, maka teguklah air sungai yg jernih n memancarkan cahaya dari firman Allah n sabda Rasulullah, itu akan menghilangkan kebengisan, melepaskan cengkraman setan n merobek tirai yg dipercantik oleh maksiat.

SURAT CINTA UNTUK SUAMI

Yaa Zauji..
kita saling mencintai karena Alloh Ta’ala. Seketika, penantian kita yang lama itu, akan membebaskan syahwat2 yang selama ini kita pendam, bersamaan dengan meleburnya dosa-dosa kita lewat genggaman jari jemari kita. Saat itulah akan timbul cinta yang berkobar-kobar diantara kita. Detik demi detik, kita akan semakin mengenal satu sama lain, cinta makin subur ditaman hati masing-masing sebagaimana istilah pacaran pasca pernikahan yang sering kubaca dan kudengar selama ini. Pujian demi pujian yang mengekalkan cinta kita mulai bersemi indah.

Namun yaa Zauji…
Aku tahu, bahwa engkau tidak akan membiarkan kita melampaui batas sebagai manusia untuk menikmati cinta itu. Karena kita tahu, ada Alloh Ta’ala diantara kita. Dan kita tahu, bahwa tidak ada seseorangpun yang lebih cemburu selain Alloh Ta’ala dan tidak ada seseorang yang lebih mencintai pujian selain dari Alloh Ta’ala. Karena itulah Dia memuji diri-Nya. Dan tidak ada seseorang yang lebih mencintai alasan selain dari Alloh Ta’ala.

Semoga kelak, cinta kita tidak menyamai dan melebihi dari kecintaan kita kepada Alloh Ta’ala yang dapat mengurangi keimanan kita, sebagaimana rasa takut kita akan firman-Nya :
”Katakanlah jika bapak-bapak kalian, anak2 kalian, saudara2 kalian, ISTRI-ISTRI kalian, keluarga kalian, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah LEBIH kamu CINTAI daripada ALLOH dan Rosul-Nya dan dari berjihad dijalan-Nya, maka tunggulah sampai Alloh mendatangkan keputusannya, dan Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik” (QS. At-Taubah : 24)

Dan sabda Rosululloh Shollalloohu’alaihi wa Sallam :
”Tidaklah salah seorang dari kalian beriman sampai aku lebih kalian cintai dari anaknya dan kedua orang tuanya dan seluruh manusia”
(diriwayatkan oleh Bukhari no.10 dan Muslim no.44)





SURAT RENUNGAN UNTUK PARA SUAMI

Tulisan ini kutujukan kepadamu,
ya .. kepadamu yang mengharapkan Ridho Allah dan kenikmatan yang kekal di sisiNya, serta takut kepada siksa dan azab yang Allah Ta’ala siapkan untuk orang-orang yang bermaksiat dan kafir.

Kepadamu suamiku,
yang pernah merasakan manisnya keimanan dan nikmatnya berjalan di atas jalan yang lurus serta indahnya mendekatkan diri kepada Allah.

Kepadamu suamiku,
yang dulu bersemangat dan berpacu menuntut ilmu serta mengajak kepada kebaikan.
Kepadamu suamiku,
yang dulu sering kulihat berzikir, membaca dan menghapalkan Al Qur’an.
Apa yang terjadi pada dirimu?
Kenapa engkau kini mulai menjauh dari teman-temanmu yang rajin sholat berjama’ah, cinta kepada ilmu agama, gemar mempelajari Al Qur’an dan Hadits serta membaca buku-buku yang bermanfaat?
Kenapa aku melihat semangatmu memudar,
penampilanmu juga berobah ..tidak lagi seperti dulu yang berusaha mengikuti sunnah-sunnah Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam?
ingatkah engkau, ketika itu engkau berhenti dari tempatmu bekerja, kenapa?!
Ketika itu engkau mengatakan, karena tidak bisa sholat berjama’ah ke mesjid!
Karena engkau takut fitnah syahwat yang slalu menggoda!
Karena engkau ingin meninggalkan nyanyian dan menggantikannya dengan mendengarkan Al Qur’an!
Karena engkau ingin menjaga ‘iffah dirimu!
Karena engkau ingin menjaga Dinmu!!
Suamiku
kenapa aku lihat syahwat mulai mengalahkanmu, hasrat pun membelenggumu..wajahmu tidak pernah lagi kulihat di majelis-majelis ilmu!
Apakah engkau telah menyimpulkan bahwa iltizam dan keistiqomahanmu serta keta’atanmu kepada Robbmu selama ini sebuah kesalahan, lalu engkau memilih jalan lain; jalan yang menyimpang, maksiat dan kelalaian – agar engkau bisa sampai ke surga Firdaus?!
Ataukah engkau mengira jalan yang telah engkau tempuh selama ini terasa terlalu panjang dan berat, lalu engkau tidak sabar dan memilih jalan orang-orang lali dan lengah yang diperbudak hawa nafsu mereka, yang keinginan mereka hanyalah sebatas diri mereka sendiri, tidak peduli kepada Dinullah dan Dakwah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam.
Ataukah engkau telah melupakan kematian dan sakarat-nya …
Melupakan kuburan dan kegelapannya …
Hari kiamat dan kedahsyatanya …
Neraka dan keras azabnya …
Semoga Allah melindungimu dari itu semua
Dan semoga Allah tidak menjadikanmu termasuk orang-orang yang dikatakanNya,
واتل عليهم نبأ الذي آتيناه آيتنا فانسلخ منها فأتبعه الشيطان فكان من الغاويين
“Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian Dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu Dia diikuti oleh syaitan (sampai Dia tergoda), Maka jadilah Dia Termasuk orang-orang yang sesat.” (Al A’rof : 175)
Kuharap dadamu lapang dan maafkan aku karena kerasnya kata-kataku kepadamu.
Akan tetapi kecintaanku kepadamu yang kusimpan di dalam dadaku, dan kekhawatiran akn rumah tangga kt..
hal itulah yang telah membakar hatiku. Setiap kali aku melihat kondisimu yang membuat gembira musuhmu (Syetan beserta pengikutnya) serta membuat sedih teman-teman dan orang-orang yang mencintaimu.
Suamiku,
akankah engkau kembali sebelum kematian mendatangi?
Kapankah engkau kembali kepada taman keta’atan dan telaga taubat serta istiqomah yang penuh rahmah dan berkah dari Allah??
والذين إذا فعلوا فاحشة أو ظلموا أنفسهم ذكروا الله فاستغفروا لذنوبهم ومن يغفر الذنوب إلا الله ولم يصروا على ما فعلوا وهم يعلمون
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui”.(Ali Imron : 135)
Tumbuhkanlah harapanmu, bangunlah asamu, sesungguhnya engkau memiliki Robb yang maha luas ampunanNya, membentangkan TanganNya siang dan malam untuk mengampuni orang-orang yang berdosa.

Mohonlah hidayah kepada Allah Ta’ala dengan tulus dari hatimu. Lihatlah Nabimu yang engkau cintai shollallahu ‘alaihi wa sallama meminta hidayah kepada Robbnya, beliau berdo’a,
اللهم إني أسألك الهدى والتقى والعفاف والغنى
“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu petunjuk, ketakwaan, kesucian dan kekayaan”. (HR. Muslim, At-Tirmidzi dan Al Baihaqy dari Ibnu Mas’ud, dan sanadnya shohih, lihat, Shohih Al Jami’ no. 1275)
Beliau shollallahu ‘alaihi wa sallama mengajarkan itu sebagaimana beliau mengajarkan cucunya Al Hasan bin Ali rodhiyallahu ‘anhuma agar di dalam qunut mengucapkan,  “Ya Allah berilah aku petunjuk sebagaimana orang-orang yang engkau tunjuki”. (HR. Abu Dawud, An Nasa-I dan lain-lainnya, dari Abul Hawro’, dan sanadnya shohih, lihat : Misykatul Mashobiih no. 1273)
Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallama juga berlindung kepada Allah dari kesesatan setelah petunjuk,
اللهم إني أعوذ بعزتك أن تضلني لا إله إلا أنت
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan kemuliaanMu dari Engkau sesatkan, tidak ada Ilah yang diibadati dengan hak melainkan Engkau”. (Muttafaqun ‘alaihi dari Ibnu Abbas)
Dalam do’a safar beliau mengucapkan,
وأعوذ بك من الحور بعد الكور
“Dan aku berlindung kepadaMu dari Al Haur setelah Al Kaur ”. (HR. Muslim)
Maksud Al Haur setelah Al Kaur yaitu; kerusakan setelah kebaikan, kesesatan setelah petunjuk.
Akuilah dosamu ..  tangisilah kesalahan dan kelalaianmu. Mintalah kepada Allah, agar Ia tidak menghinakanmu di hari pembalasan, serta agar Ia memutihkan wajahmu ketika dihitamkan wajah-wajah pelaku maksiat dan orang-orang kafir.
Mulailah lembaran baru yang putih bersama Allah Ta’ala dengan keta’atan dan taubat nashuhah.
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Al Kahfi : 28)

Palingkanlah wajahmu dari teman-teman yang tidak baik, dari orang-orang yang tidak peduli apakah engkau nanti di sorga atau di neraka. Bahkan lebih dari itu, kelak mereka di hari kiamat meminta kepada Allah Ta’ala supaya Allah menambahkan azab yang berlipat untuk  teman-teman mereka.
قالوا ربنا من قدم لنا هذا فزده عذابا ضعفا في النار
“mereka berkata (lagi): “Ya Tuhan kami; barang siapa yang menjerumuskan Kami ke dalam azab ini Maka tambahkanlah azab kepadanya dengan berlipat ganda di dalam neraka”. (Shod : 61)
Bersihkan dari dirimu debu-debu dosa dan kelengahan. Bergabunglah dengan kafilah yang berjalan menuju Allah Ta’ala.
Kembalilah suami ku .
.kepada Allah Ta’ala, agar engkau kembali menjadi telaga kebaikan yang selalu mengalirkan manfaat untuk umatmu.
Suamiku, berikut ini sebagian kiat dan asbab yang akan membantumu untuk tetap teguh dan istiqomah dengan izin Allah Ta’ala :
  1. Do’a yang tulus, berdo’alah,
يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
“Hai Yang Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas din-Mu”.
  1. Carilah teman yang baik dan sholeh, yang akan membantumu untuk ta’at kepada Allah.
  2. Jauhkan dirimu dari teman-teman yang tidak baik.
  3. Jagalah Kitabullah, dengan membaca, menghapal dan mempelajari makna-makna serta hokum-hukumnya, ketahuilah Al Qur’an adalah obat hati yang sakit.
  4. Jagalah ibadah-ibadah fardhu dan ibadah-ibadah nafilah yang mengiringinya.
  5. Menuntut ilmu sya’ri dan menghadiri majelis-majelis ilmu.
  6. Takut kepada dosa dan akibatnya, karena dosa adalah penyebab su-ul khotimah.
  7. Membaca buku-buku yang bermanfa’at, mengikuti daurah-daurah ilmiyah dan dakwiyah.
  8. Ghoddul Bashor, percayalah dengan ghoddul bashor hatimu akan lebih tenang dan terasa manisnya keimanan.
10.  Ingatlah permusuhan syetan terhadapmu dalam setiap detik. Dan bahwasanya ia senantiasa mengintai kelengahanmu serta menggunakannya untuk menyeretmu menjadi temannya di neraka kelak.
Terakhir suamiku
kalimat-kalimat ini mungkin keras dan tajam, akan tetapi ia memancar dari cinta yang tulus, hatiku lebih dahulu mengatakannya sebelum penaku menorehkannya, karena kepedulian ku kepadamu suami tercinta.
Tidak ada yang kuinginkan melainkan kebaikan untukmu. Semoga Allah Ta’ala melimpahkan rahmatNya untuk kita …
Dan sampai bertemu di atas jalan kebaikan dengan izin Allah Ta’ala, semoga Allah menjagamu dsana..



Hadits yang menakjubkan, jarang ditampilkan padahal sangat dibutuhkan khususnya para suami …
Hadits ini mewasiatkan kaum pria untuk berbuat baik kepada wanita, memperlakukan mereka dengan lembut, bersabar terhadap kekurangan mereka bahkan hadits ini mendorong untuk tidak mentalak mereka serta tetap menjaga ikatan suami istri hingga mati.
Aduhai .. alangkah indahnya cinta suami-istri jika meneladani rumah-tangga Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama.
Sungguh akan menjadi kisah cinta paling indah!!
Imam Ath-Thobroni meriwayatkan di Al-Mu’jamul Kabir (20/374, no.648) dari hadits Al-Miqdam bin Ma’di Karb rodhiyallahu ‘anhu dengan isnad shohih, bahwasanya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallama berdiri di hadapan manusia. Maka ia memuji dan menyanjung Allah, kemudian bersabda,

إن الله يوصيكم بالنساء خيراً إن الله يوصيكم بالنساء خيراً فإنهن أمهاتكم ، وبناتكم ، وخالاتكم
إن الرجل من أهل الكتاب يتزوج المرأة وما يعلق يداها الخيط ؛ فما يرغب واحد منهما عن صاحبه حتى يموت هرماً
“Sesungguhnya Allah mewasiatkan kepada kalian agar memperlakukan wanita dengan baik. Sesungguhnya Allah mewasiatkan  kalian agar memperlakukan wanita dengan baik. Sesungguhnya mereka adalah ibu-ibukalian, putrid-putri kalian dan bibi-bibi kalian. Sesungguhnya ada seorang dari Ahli Kitab yang menikahi seorang wanita , dan ia tidak pernah mengikat tangan wanita itu dengan benang. Maka salah satu dari keduanya tidak membenci pasangannya sampai mati”.

Di hadits ini, setelah Rasulullah sholllahu ‘alaihi wa sallama mewasiatkan untuk memperlakukan wanita dengan baik. Beliau menceritakan tentang akhlak seorang suami yang bersabar dalam menghadapi istrinya yang masih muda dan kasar terhadapnya. Akhlak istrinya yang buruk tersebut tidak membuatnya menalaknya. bahkan Ia tetap bersabar sampai ia mati.
Ibnul Atsir[1] menukilkan dari Al-Harby ia mengatakan, “Karena usia wanita itu yang masih kecil dan sifatnya yang kurang lembut. Maka laki-laki itu bersabar menghadapinya sampai mati. Maksudnya, beliau shollallahu ‘alaihi wa sallama memotivasi para sahabatnya untuk memperlakukan wanita dengan baik, bersabar menghadapi mereka. Dan (maksudnya) Ahli Kitab melakukan itu terhadap wanita-wanita mereka”.
Maka hendaklah orang-orang yang tidak baik mu’amalahnya dengan wanita, bersikap keras dan kasar kepada mereka, membuka hati sebelum membuka mata dan telinganya terhadap hadits ini!!
Sungguh di hadits yang mulia ini terdapat ‘ibroh bagi orang-orang yang tidak menjaga hak-hak wanita. Juga bagi orang-orang yang tertipu dengan propaganda barat yang mengatas namakan hak-hak wanita..ketahuilah ! tidak akan mulia wanita kecuali di bawah naungan islam.
Dah berhagialah engkau wahai saudariku muslimah serta bersyukurlah atas hidayah dan taufik Allah kepadamu untuk menjadi wanita muslimah.
Untukmu …

Suamiku, ketika Allah menjadi alasan paling utama, maka aku berani memutuskan untuk menerima pinanganmu dan berpasrah ketika kau berkehendak menyegerakan pernikahan kita.

Ketika Allah menjadi alasan paling utama, maka aku berani memutuskan dengan siapa aku akan menikah. Aku tidak banyak ragu tentang dirimu, kau jemput aku di tempat yang Allah suka, dan satu hal yang pasti, aku tidak ikut mencampuri ataupun mengatur apa-apa yang menjadi urusan Allah. Sehingga aku dinikahi seorang lelaki shalih, tegar, dan menjadi komitmenku berbakti kepada suami.

Ketika Allah menjadi alasan paling utama, maka aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak melihat segala kekurangan suamiku. Dan sekuat tenaga pula, aku mencoba membahagiakan dia.

Ketika Allah menjadi alasan paling utama, maka menetes air mataku saat melihat segala kebaikan dan kelebihan suamiku, yang rasanya sulit aku tandingi.

Ketika Allah menjadi alasan paling utama, maka akupun berdoa, Yaa Allah, jadikan dia, seorang lelaki surga, suami dan ayah anak-anakku, yang dapat menjadi jalan menuju surga-Mu. Amin.

Telah menjadi azzamku, kalau Allah menjadi alasan paling utama untuk menikah, maka seharusnya tidak ada lagi istilah, mencari yang cocok, yang ideal, yang menggetarkan hati, yang menentramkan jiwa, yang…..yang.…yang……dan 1000 “yang”……lainnya….. Karena semua itu baru akan muncul justru setelah melewati jenjang pernikahan. Niatkan semua karena Allah dan harus yakin kepada Sang Maha Penentu segalanya.

 

Suami
yang soleh akan sentiasa menjaga kebajikan keluarganya terutama
isterinya.Ia senantiasa menjaga hati dan perasaan pasangannya dan
sentiasa menggembirakan isterinya.Mereka juga akan bertanggungjawab
dalam menguruskan urusan rumahtangga,dan bekerjasama dengan isterinya.



NASEHAT UNTUK PARA SUAMI

ini adalah hadits shahih yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim di masing masing kitab Shahih mereka, dari Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam. Dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa nabi shalallahu ‘alayhi wasallam bersabda,

“Berbuat baiklah kepada wanita, karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas.Maka sikapilah para wanita dengan baik.”
(HR al-Bukhari Kitab an-Nikah no 5186)
Ini adalah perintah untuk para suami, para ayah, saudara saudara laki laki dan lainnya untuk menghendaki kebaikan untuk kaum wanita, berbuat baik terhadap mereka , tidak mendzalimi mereka dan senantiasa memberikan ha-hak mereka serta mengarahkan mereka kepada kebaikan. Ini yang diwajibkan atas semua orang berdasarkan sabda Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam, “Berbuat baiklah kepada wanita.”
Hal ini jangan sampai terhalangi oleh perilaku mereka yang adakalanya bersikap buruk terhadap suaminya dan kerabatnya, baik berupa perkataan maupun perbuatan karena para wanita itu diciptakan dari tulang rusuk, sebagaimana dikatakan oleh Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam bahwa tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas.
Sebagaimana diketahui, bahwa yang paling atas itu adalah yang setelah pangkal rusuk, itulah tulang rusuk yang paling bengkok, itu jelas. Maknanya, pasti dalam kenyataannya ada kebengkokkan dan kekurangan. Karena itulah disebutkan dalam hadits lain dalam ash-Shahihain.

“Aku tidak melihat orang orang yang kurang akal dan kurang agama yang lebih bias menghilangkan akal laki laki yang teguh daripada salah seorang diantara kalian (para wanita).”
(HR. Al Bukhari no 304 dan Muslim no. 80)
Hadits Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam yang disebutkan dalam ash shahihain dari hadits Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu. Makna “kurang akal” dalam sabda Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam adalah bahwa persaksian dua wanita sebanding dengan persaksian seorang laki laki. Sedangkan makna “kurang agama” dalam sabda beliau adalah bahwa wanita itu kadang selama beberapa hari dan beberapa malam tidak shalat, yaitu ketika sedang haidh dan nifas. Kekurangan ini merupakan ketetapan Allah pada kaum wanita sehingga wanita tidak berdosa dalam hal ini.
Maka hendaknya wanita mengakui hal ini sesuai dengan petunjuk nabi shalallahu ‘alayhi wasallam walaupun ia berilmu dan bertaqwa, karena nabi shalallahu ‘alayhi wasallam tidak berbicara berdasarkan hawa nafsu, tapi berdasar wahyu yang Allah berikan kepadanya, lalu beliau sampaikan kepada ummatnya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

“Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”
(Qs. An-Najm:4)
Sumber:
Majmu Fatawa wa Maqadat Mutanawwi’ah juz 5 hall 300-301, Syaikh Ibn Baaz Fatwa fatwa Terkini Jilid 1 Bab Perlakuan Terhadap Istri penerbit Darul Haq




STORY

Istriku,,aku mencintaimu..
 
Kendati dirinya telah keliling dunia, bahkan hampir tidak ada negara baru di dalam peta, dan terlalu sering naik pesawat terbang sehingga seperti naik mobil biasa, namun istrinya belum pernah naik pesawat terbang kecuali pada malam itu. Hal itu terjadi setelah 20 tahun pernikahan mereka.

Dari mana? Dan ke mana? Dari Dahran ke Riyadh. Dengan siapa? Dengan adiknya yang orang desa dan bersahaja yang merasa bahwa dirinya harus menyenangkan hati kakaknya dengan semampunya. Ia membawa wanita itu dengan mobil bututnya dari Riyadh menuju Dammam. Pada waktu pulang, wanita itu berharap kepadanya agar ia naik pesawat terbang. Wanita itu ingin naik pesawat terbang sebelum meninggal. Ia ingin naik pesawat terbang yang selalu dinaiki Khalid, suaminya, dan yang ia lihat di langit dan di televisi.

Sang adik mengabulkan keinginannya dan membeli tiketuntuknya. Ia menyertakan putranya sebagai mahramnya. Sementara ia pulang sendirian dengan mobil sambil diguncang oleh perasaan dan mobilnya.
Malam itu Sarah tidak tidur, melainkan bercerita kepada suaminya, Khalid, selama satu jam tentang pesawat terbang. Iabercerita tentang pintu masuknya, tempat duduknya, penerangannya, kemegahannya, hidangannya, dan bagaimana pesawat itu terbang di udara. Terbang!! Ia bercerita sambil tercengang. Seolah-olah ia baru datang dari planet lain. Tercengang, terkesima dan berbinar-binar. Sementara suaminya memandanginya dengan perasaan heran. Begitu selesai bercerita tentang pesawat terbang, ia langsung bercerita tentang kotaDammam dan perjalanan ke sana dari awal sampai akhir. Juga tentang laut yang baru pertama kali dilihatnya sepanjang hidupnya. Dan juga tentang jalan yang panjang dan indah antaraRiyadh dan Dammam saat ia berangkat. Sedangkan saat pulang ia naik pesawat terbang. pesawat terbang yang tidak akan pernah ia lupakan untuk selama-lamanya.

Ia duduk berlutut seperti bocah kecil yang melihat kota-kota hiburan terbesar untuk pertama kalinya dalam hidupnya. Ia mulai bercerita kepada suaminya dengan mata yang berbinar penuhketakjuban dan kebahagiaan. Ia melihat jalan raga, pusat perbelanjaan, manusia, batu, pasir, dan restoran. Juga bagaimana laut berombak dan berbuih bagaikan unta yang berjalan. Dan bagaimana ia meletakkan kedua tangannya di air laut dan ia pun mencicipinya. Ternyata asin... asin. Pun, ia bercerita bagaimana laut tampak hitam di siang hari dan tampak biru di malam hari. "Aku melihat ikan, Khalid! Aku melihatnyadengan mata kepalaku. Aku mendekat ke pantai. Adikku menangkapseekor ikan untukku, tapi aku kasihan padanya dan kulepaskan lagi keair.

Ikan itu kecil dan lemah. Aku kasihan pada ibunya dan jugapadanya. Seandainya aku tidak malu, Khalid, pasti aku membangunrumah-rumahan di tepi laut itu. Aku melihat anak-anak membangunrumah-rumahan di sana. Oh ya, aku lupa, Khalid! la langsung bangkit, lalu mengambil tasnya dan membukanya. Ia mengeluarkan sebotol parfum dan memberikannva kepada sang suami. Ia merasa seolah-olah sedang memberikan dunia. Ia berkata, "Ini hadiah untukmu dariku. Aku juga membawakanmu sandal untuk kau pakai di kamar mandi." Air mata hampir menetes dari mata Khalid untuk pertama kali. Untuk pertama kalinya dalam hubungannya dengan Sarah danperkawinannya dengan sang istri. Ia sudah berkeliling dunia tapi tidak pernah sekalipun memberikan hadiah kepada sang istri. Ia sudah naik sebagian besar maskapai penerbangan di dunia, tapi tidak pernah sekalipun mengajak sang istri pergi bersamanya.Karena, ia mengira bahwa wanita itu bodoh dan buta huruf. Apa perlunya melihat dunia dan bepergian? Mengapa ia harus mengajaknya pergi bersama?

Ia lupa bahwa wanita itu adalah manusiaManusia dari awal sampai akhir. Dan kemanusiaannya sekarang tengah bersinar di hadapannya dan bergejolak di dalam hatinya. la melihat istrinya membawakan hadiah untuknya dan tidak melupakannya. Betapa besarnya perbedaan antara uang yang ia berikan kepada istrinya saat ia berangkat bepergian atau pulang dengan hadiah yang diberikan sang istri kepadanya dalam perjalanan satu-satunya dan yatim yang dilakukan sang istri.

 Bagi Khalid, sandal pemberian sang istri itu setara dengan semua uang yang pernah ia berikan kepadanya. Karena uang dari suami adalah kewajiban, sedangkan hadiah adalah sesuatu yang lain. Ia merasakan kesedihan tengah meremas hatinya sambil melihatwanita yang penyabar itu. Wanita yang selalu mencuci bajunya, menyiapkan piringnya, melahirkan anak-anaknya, mendampingi hidupnya dan tidak tidur saat ia sakit. Wanita itu seolah-olah barupertama kali melihat dunia. Tidak pernah terlintas di benak wanita itu untuk mengatakan kepadanya, "Ajaklah aku pergi bersamamu!"

Atau bahkan, "Mengapa ia tidak pernah bepergian?"Karena ia adalah wanita miskin yang melihat suaminya di atas,karena pendidikannya, wawasannya dan kedermawanannya. Tapi ternyata Bagi Khalid, semua itu kini menjadi hampa, tanpa rasa dan tanpa hati. Ia merasa bahwa dirinya telah memenjara seorang wanita yang tidak berdosa selama 20 tahun yang hari-harinya berjalan monoton.
Kemudian, Khalid mengangkat tangannya ke matanya untukmenutupi air matanya yang nyaris tak tertahanDan ia mengucapkan satu kata kepada istrinya. Satu kata yang diucapkannya untuk pertama kalinya dalam hidupnya dan tidak pernah terbayang di dalam benaknya bahwa ia akan mengatakannya sampai kapan pun. Ia berkata kepada istrinya, "Aku mencintaimu."
Ia mengucapkannya dari lubuk hatinya.

Kedua tangan sang istri berhenti membolak-balik tas itu.Mulutnya pun berhenti bercerita. Ia merasa bahwa dirinya telah masuk ke dalam perjalanan lain yang lebih menakjubkan dan lebih nikmat daripada kota Dammam, laut dan pesawat terbang. Yaitu, perjalanan cinta yang baru dimulai setelah 20 tahun menikah.Perjalanan yang dimulai dengan satu kata. Satu kata yang jujur. Ia pun menangis tersedu-sedu.


 

SURAT CINTA UNTUK SUAMI

jazakallahu khairan suami ku..

suami ku....
kecantikan hati yang ada padamu itulah yang memberi kedamaian saat aku berada di samping mu,,memberi sejuta kerinduan saat aku jauh dari mu,,dan menyeka tiap air mata kesedihan ku..
suami ku,,kesabaran mu menghadapiku, kadangkala telah membuatku merasa bahwa aku lah wanita yang paling egois di dunia..sangat jarang sekali aku merenung, bahwa betapa engkau mengalah bukan karena engkau salah,,tapi karena engkau menunjukkan bahwa bukanlah kekerasan penanda dari kekuatan dan kekuasaan. tapi kekuatan itu berasal dari kesabaran..
suamiku,
ingatkah engkau saat itu, ketika aku merasa sangat terluka karena perlakuan orang lain yang tidak membuat nyaman hatiku? lalu aku mengadu pada mu, layaknya bagai seorang anak kecil yang mengadu kepada ibunya saat ia kehilangan uang koinnya. namun saat itu juga kau usap kepala ku, memelukku lalu mengatakan,"sabar ya sayang, mungkin dia enggak bermaksud seperti itu. kita bicarakan yang lain aja ya, biar hati jadi lebih baik"...subhanallah...saat itu juga rasanya aku telah bermandikan air dari mata air. dingin, bahagia dan terlupalah segala kesedihan.
suami ku,
suatu ketika aku mengeluh pada mu, betapa beratnya pekerjaan rumah tangga, mengurus anak dan juga meneruskan studi ku..kemudian aku menunjukkan wajah cemberut pada mu. saat itu engkau langsung bercerita mengenai kisah-kisah putri Rasulullah Sallallhu 'Alaihi Wasallam. Fatimah RA. lalu engkau menceritakan balasan Allah terhadap apa-apa yang aku kerjakan bila aku ikhlas menjalani nya..dan itu membuat aku bersedih, karena engkau menjadikan aku sangat kecil dibanding beliau..subhanallah..
suamiku,,
sering aku merasa tidak senang melihat mu tertidur lelap, sedang aku tengah menyelesaikan pekerjaan rumah. saat engkau terbangun aku memasang wajah murung dan menceritakan seharusnya engkau membantu ku. namun, keesokan harinya, saat aku tertidur pulas dan membiarkan engkau bermain bersama anak kita, saat aku terbangun dengan ringannya engkau berkata," tidurnya nyenyak kan sayang?" pertanyaan itu membuat aku sangat malu pada mu. namun sayangnya aku tidak berani mengakui bahwa tidurku sangat nyenyak, bahkan aku mengatakan bahwa aku hanya tidur sebentar saja..hal itu semakin menunjukkan betapa jahatnya aku pada mu..
tahukah engkau, satu hal yang membuat aku semakin kagum pada mu, saat itu kita pergi bertamu kerumah teman mu yang sedang kesusahan. lalu engkau menyuruhku memberikan sedikit uang kepada mereka. saat pulang engkau bertanya apakah aku telah memberikannya, dengan bodohnya aku menjawab, "belum yank, tadi bingung mau kasi sama siapa" spontan saat itu engkau menangis, karena engkau tidak dapat bersedekah pada hari itu. namun yang lebih mengharukan lagi, engkau sama sekali tidak menyalahkan diri ku, namun engkau malah merenungkan dan mendata kembali apakah ada sebagian rezeki yang engkau dapatkan tidak halal sehingga engkau terhalang untuk menginfaqkannya?subhanallah...saat itu juga menetes air mata haru ku dan membuat aku tidak bisa tidur karena rasa bersalah ku padamu.
suami ku,
saat aku mendengar dan melihat masalah orang lain terhadap rumah tangganya, semakin aku bersyukur kepada Allah bahwa Ia telah mempertemukan aku dengan orang yang sebaik dirimu. terlalu sulit rasanya aku menghitung dan mengungkapkan kebaikan-kebaikan mu.. karena itu memang sama sekali aku tak mampu menghitungnya..
namun sayangnya, aku selalu menuntut ini dan itu yang terkadang aku tahu itu sulit bagi mu. atau memang tidak sesuai dengan karakter mu. dan hal itu yang kadang membuat aku kuffur..naudzubillah.
terima kasih suami ku sayang,, atas tiap cinta, perlindungan, kasih sayang dan perhatian mu, yang tiada hentinya,,percayalah, Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan semuanya..jazakallahu khairan..

created by: meidhani laila





SEMANGAAATT.....
Trust Yourself,and Nothing Will Be Impossible.
Berbuat baiklah walaupun kepada orang yang berbuat jahat kepadamu.
Kesabaran itu lebih memberi kedamaian daripada kesedihan dan ketabahan lebih memberi hal-hal yang positif daripada kelemahan.
Tidak ada satu kesusahan pun yang menimpamu melainkan suatu saat akan berlalu kemudian tersingkaplah tirai kebahagiaan.
Jangan takut JATUH,kerana tak pernah memanjatlah orang yang tak pernah JATUH!Jangan takut GAGAL,kerana orang yang tak pernah GAGAL itu adalah orang yang tak pernah mencuba!Jangan takut SALAHkerana kesalahan pertama kita dapat mencari kebenaran pada langkah kedua!

Kalau kehadiran dianggap menyusahkan, moga pemergian menghembuskan ketenangan. Bila membenih subur kerana ukhuwwah, biar jatuh gugur dalam mahabbah. Kerana daun yang jatuh takkan sekali-kali membenci angin. Dan amankanlah hatimu dengan janjiNya :"..Dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya." Fussilat::46.





STORY

ya Allah,,ampuni dosa ku
 
Tatkala masih di bangku sekolah, aku masih hidup bersama kedua orang tuaku dalam lingkungan yang baik. Aku selalu mendengar do'a ibuku saat pulang dari keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam shalatnya yang panjang. Aku heran, mengapa ayah shalat begitu lama, apalagi jika saat musim dingin yang menyengat tulang. Aku sungguh heran. Bahkan hingga aku berkata kepada diri sendiri : "Alangkah sabarnya mereka…setiap hari begitu…benar-benar mengherankan!" Aku belum tahu bahwa di situlah kebahagiaan orang mukmin, dan itulah shalat orang-orang pilihan…Mereka bangkit dari tempat tidurnya untuk bermunajat kepada Allah.

Setelah menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang matang. Tetapi diriku semakin jauh dari Allah. Padahal berbagai nasehat selalu kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu. Setelah tamat dari pendidikan, aku ditugaskan ke kota yang jauh dari kotaku. Perkenalanku dengan teman-teman sekerja membuatku agak ringan menanggung beban sebagai orang terasing. Di sana aku tak mendengar lagi suara bacaan Al Qur'an. Tak ada lagi suara ibu yang membangunkan dan menyuruhku shalat. Aku benar-benar hidup sendirian, jauh dari lingkungan keluarga yang dulu kami nikmati. Aku ditugaskan mengatur lalu lintas di sebuah jalan tol. Di samping menjaga keamanan jalan, tugasku membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan. Pekerjaan baruku sungguh menyenangkan. Aku lakukan tugas-tugasku dengan semangat dan dedikasi tinggi. Tetapi, hidupku bagai selalu diombang-ambingkan ombak. Aku bingung dan sering melamun sendirian…banyak waktu luang…pengetahuanku terbatas. Aku mulai jenuh…tak ada yang menuntunku di bidang agama. Aku sebatang kara. Hampir tiap hari yang kusaksikan hanya kecelakaan dan orang-orang yang mengadu kecopetan atau bentuk-bentuk penganiayaan lain. Aku bosan dengan rutinitas. Sampai suatu hari terjadilah suatu peristiwa yang hingga kini tak pernah kulupakan.

Ketika kami dengan seorang kawan sedang bertugas di sebuah pos jalan. Kami asyik ngobrol…tiba-tiba kami dikagetkan oleh suara benturan yang amat keras. Kami mengalihkan pandangan. Ternyata, sebuah mobil bertabrakan dengan mobil lain yang meluncur dari arah berlawanan. Kami segera berlari menuju tempat kejadian untuk menolong korban. Kejadian yang sungguh tragis. Kami lihat dua awak salah satu mobil dalam kondisi sangat kritis. Keduanya segera kami keluarkan dari mobil lalu kami bujurkan di tanah.

Kami cepat-cepat menuju mobil satunya. Ternyata pengemudinya telah tewas dengan amat mengerikan. Kami kembali lagi kepada dua orang yang berada dalam kondisi koma. Temanku menuntun mereka mengucapkan kalimat syahadat. Ucapkanlah “LAA ILAAHA ILLALLAAH… LAA ILAAHA ILLALLAAH…" perintah temanku. Tetapi sungguh mengherankan, dari mulutnya malah meluncur lagu-lagu. Keadaan itu membuatku merinding. Temanku tampaknya sudah biasa menghadapi orang-orang yang sekarat…Kembali ia menuntun korban itu membaca syahadat. Aku diam membisu. Aku tak berkutik dengan pandangan nanar. Seumur hidupku, aku belum pernah menyaksikan orang yang sedang sekarat, apalagi dengan kondisi seperti ini. Temanku terus menuntun keduanya mengulang-ulang bacaan syahadat. Tetapi…keduanya tetap terus saja melantunkan lagu. Tak ada gunanya…Suara lagunya semakin melemah…lemah dan lemah sekali. Orang pertama diam, tak bersuara lagi, disusul orang kedua. Tak ada gerak…keduanya telah meninggal dunia.

Kami segera membawa mereka ke dalam mobil. Temanku menunduk, ia tak berbicara sepatah pun. Selama perjalanan hanya ada kebisuan, hening. Kesunyian pecah ketika temanku memulai berbicara. Ia berbicara tentang hakikat kematian dan su'ul khatimah (kesudahan yang buruk). Ia berkata : "Manusia akan mengakhiri hidupnya dengan baik atau buruk. Kesudahan hidup itu biasanya pertanda dari apa yang dilakukan olehnya selama di dunia". Ia bercerita panjang lebar padaku tentang berbagai kisah yang diriwayatkan dalam buku-buku Islam. Ia juga berbicara bagaimana seseorang akan mengakhiri hidupnya sesuai dengan masa lalunya secara lahir dan batin. Perjalanan ke rumah sakit terasa singkat oleh pembicaraan kami tentang kematian. Pembicaraan itu makin sempurna gambarannya tatkala ingat bahwa kami sedang membawa mayat. Tiba-tiba aku menjadi takut mati. Peristiwa ini benar-benar memberi pelajaran berharga bagiku. Hari itu, aku shalat khusyu' sekali. Tetapi perlahan-lahan aku mulai melupakan peristiwa itu.

Aku kembali pada kebiasaanku semula…Aku seperti tak pernah menyaksikan apa yang menimpa dua orang yang tak kukenal beberapa waktu lalu. Tetapi sejak saat itu, aku memang benar-benar menjadi benci kepada yang namanya lagu-lagu. Aku tak mau tenggelam menikmatinya seperti sedia kala. Mungkin itu ada kaitannya dengan lagu yang pernah kudengar dari dua orang yang sedang sekarat dahulu.

Kejadian yang menakjubkan…Selang enam bulan dari peristiwa mengerikan itu…Sebuah kejadian menakjubkan kembali terjadi di depan mataku. Seseorang mengendarai mobilnya dengan pelan, tetapi tiba-tiba mobilnya mogok di sebuah terowongan menuju kota. Ia turun dari mobilnya untuk mengganti ban yang kempes. Ketika ia berdiri di belakang mobil untuk menurunkan ban serep, tiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabraknya dari arah belakang. Lelaki itu pun langsung tersungkur seketika.

Aku dengan seorang kawan, -bukan yang menemani- ku pada peristiwa yang pertama-cepat-cepat menuju tempat kejadian. Dia kami bawa dengan mobil dan segera pula kami menghubungi rumah sakit agar langsung mendapat penanganan. Ketika mengangkatnya ke mobil, kami berdua cukup panik, sehingga tak sempat memperhatikan kalau ia menggumamkan sesuatu. Ketika kami membujurkannya di dalam mobil, kami baru bisa membedakan suara yang keluar dari mulutnya. Ia melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an…dengan suara amat lemah. "Subhanallah!" dalam kondisi kritis seperti itu, ia masih sempat melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an? Darah mengguyur seluruh pakaiannya; tulang-tulangnya patah, bahkan ia hampir mati.

Dalam kondisi seperti itu, ia terus melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan suaranya yang merdu. Selama hidup aku tak pernah mendengar suara bacaan Al-Qur'an seindah itu. Dalam batin aku bergumam sendirian: "Aku akan menuntun membaca syahadat sebagaimana yang dilakukan oleh temanku terdahulu…apalagi aku sudah punya pengalaman". Aku meyakinkan diriku sendiri. Aku dan kawanku seperti kena hipnotis mendengarkan suara bacaan Al-Qur'an yang merdu itu. Sekonyong-konyong tubuhku merinding menjalar dan menyelusup ke setiap rongga. Tiba-tiba suara itu berhenti. Aku menoleh ke belakang. Kusaksikan dia mengacungkan jari telunjuknya lalu bersyahadat. Kepalanya terkulai, aku melompat ke belakang. Kupegang tangannya, detak jantungnya, nafasnya, tidak ada yang terasa. Dia telah meninggal dunia. Aku lalu memandanginya lekat-lekat, air mataku menetes, kusembunyikan tangisku, takut diketahui kawanku. Ku kabarkan kepada kawanku kalau pemuda itu telah wafat. Kawanku tak kuasa menahan tangisnya. Demikian pula halnya dengan diriku. Aku terus menangis, air mataku deras mengalir. Suasana dalam mobil betul-betul sangat mengharukan.

Sampai di rumah sakit…kepada orang-orang di sana, kami mengabarkan perihal kematian pemuda itu dan peristiwa menjelang kematiannya yang menakjubkan. Banyak orang yang terpengaruh dengan kisah kami, sehingga tak sedikit yang meneteskan air mata. Salah seorang dari mereka, demi mendengar kisahnya, segera menghampiri jenazah dan mencium keningnya. Semua orang yang hadir memutuskan untuk tidak beranjak sebelum mengetahui secara pasti kapan jenazah akan dishalatkan. Mereka ingin memberi penghormatan terakhir kepada jenazah, semua ingin ikut menyalatinya.

Salah seorang petugas rumah sakit menghubungi rumah almarhum*. Kami ikut mengantarkan jenazah hingga ke rumah keluarganya. Salah seorang saudaranya mengisahkan ketika kecelakaan sebetulnya almarhum hendak menjenguk neneknya di desa. Pekerjaan itu rutin ia lakukan setiap hari Senin. Di sana almarhum juga menyantuni para janda, anak yatim dan orang-orang miskin. Ketika terjadi kecelakaan, mobilnya penuh dengan beras, gula, buah-buahan dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Ia juga tak lupa membawa buku-buku agama dan kaset-kaset pengajian. Semua itu untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang yang ia santuni. Bahkan ia juga membawa permen untuk dibagi-bagikan kepada anak-anak kecil. Bila ada yang mengeluhkan padanya tentang kejenuhan dalam perjalanan, ia menjawab dengan halus. “Justru saya memanfaatkan waktu perjalananku dengan menghafal dan mengulang-ulang bacaan Al-Qur’an, juga dengan mendengarkan kaset-kaset pengajian, aku mengharap ridha Allah pada setiap langkah kaki yang aku ayunkan.” kata almarhum. Aku ikut menyalati jenazah dan mengantarnya sampai ke kuburan. Dalam liang lahat yang sempit, almarhum dikebumikan. Wajahnya dihadapkan ke kiblat. “Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah.” Pelan-pelan, kami menimbuninya dengan tanah...Mintalah kepada Allah keteguhan hati saudaramu, sesungguhnya dia akan ditanya...Almarhum menghadapi hari petamanya dari hari-hari akhirat...

Dan aku...sungguh seakan-akan sedang menghadapi hari pertamaku di dunia. Aku benar-benar bertaubat dari kebiasaan burukku. Mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosaku di masa lalu dan meneguhkanku untuk tetap mentaatinya, memberiku kesudahan hidup yang baik (khusnul khatimah) serta menjadikan kuburanku dan kuburan kaum muslimin sebagai taman-taman Surga.

Amin...

Sumber: “Saudariku, apa yang menghalangimu untuk berhijab?”
Oleh : Syaikh Abdul Hamid Al Bilaly.





0 komentar:

Post a Comment